Jumat, 14 Juli 2017

HOROR STORY

" Saya ini orang baik, saya tidak pernah buat kamu susah malah saya kasih kamu kesempatan untuk belajar menjadi yang terbaik!!! ".
Hanya karena kesalahan kecil boss ku marah-marah dari 3 jam yang lalu. Anda memang baik memberiku kesempatan menjadi tukang jagal yang yang terbaik dengan belajar memotong-motong tubuh anda dan menyimpannya dengan rapi dalam kardus.

                       ------------------------------**********---------------------------

Tiba-tiba aku terbangun tapi tidak dikamarku. Ruangan ini seperti kamar rumah sakit, lengkap dengan semua peralatannya. Anehnya tubuhku tidak bisa aku gerakan sama sekali, seperti lumpuh total padahal 1 jam yang lalu aku masih baik-baik saja. Aku memperhatikan sekeliling mencerna apa yang sedang terjadi. Lalu datang 4 orang dengan wajah tertutup. Salah satu dari mereka tiba-tiba menusukkan jarum suntik ke lenganku. Akh, ternyata hanya mimpi aku terbangun dan langsung terduduk dipinggir tempat tidurku. Aneh ruangan ini sama seperti di dalam mimpiku dan kenapa wajah laki-laki yang terbaring sekarang sangat mirip denganku.

                          --------------------------***********-----------------------------

" Pak, pelan-pelan terus nanti ambil lajur kiri ya."
" Kenapa neng? Nanti kalau ibu tahu bisa marah lagi pula lajur kiri cuma boleh digunakan untuk keadaan darurat saja neng, "
" Udah pak, pokoknya ambil lajur kiri."
" Nanti kalau ibu marah bagaimana neng? kita kan lagi ngejar waktu sekarang sudah jam 1 malam. "
" Saya, yang tanggung jawab pak pokoknya sekarang bapak ambil lajur kiri."
Setelah berdebat cukup panjang, akhirnya sopir kantorku mengurangi kecepatan mobil dan mengambil lajur kiri.
" Pak stop disini."
" Ada apa neng? kalau mau buang air kecil mending di rest area saja."
" Saya ingin berhenti disini pak."
" Neng ini suka aneh-aneh saja."
Benar dugaan kami saat atasanku terbangun dan tahu mobil tiba-tiba berhenti tanpa menanyakan alasannya atasanku langsung marah apalagi saat aku menyuruh sopir kantor untuk memundurkan mobil beberapa meter dari tempat kami berhenti atasanku benar-benar naik pitam dan tentu saja menolak permintaanku. Tiba-tiba...duarrrrrrrrrrrrrrrrr, bunyi ledakan itu membuat semua orang terdiam.
" Kalau saja tadi kita memundurkan mibilnya beberapa meter kebelakang, kita tidak akan melihat kepala melayang jatuh di atas kap mobil kita. Sudah bu, jangan kaget tidur lagi saja. Pak, ayo jalan lagi sebelum macet parah."
Aku pun tertidur dalam perjalanan pulang Jakarta-Bandung.
1 jam sebelumnya aku mendapat penglihatan kalau peristiwa ledakan itu akan terjadi di KM 98 tepat saat kami akan lewat di jalan itu.

                      -----------------------------*************-------------------------------

6 bulan sejak putusnya hubungan kita aku sering merasakan kesepian. tapi sekarang aku sudah tidak kesepian lagi. Aku punya pacar baru namanya Raka. Raka sangat baik, dia selalu menemaniku agar aku tidak kesepian lagi. Kamipun berjanji untuk selalu bersama selamanya. Hari ini aku ingin mengenalkan Raka kepada teman-temanku. Tapi anehnya teman-temanku bilang mereka tidak melihat Raka, padahal Raka duduk disebelahku sambil tersenyum padaku.

                            ----------------------------**************----------------------------------

Mereka bilang aku gila dan tukang cari perhatian. Aku tidak marah mereka bilang begitu karena mereka tidak tahu dan tidak mengerti rasanya menjadi aku, yang selalu melihat orang-orang disekitarku mati dengan cara seperti apa.

                      -----------------------------***************--------------------------------

Aku ingin sekali pindah kerumah yang lebih nyaman, aku tidak mau berlama-lama lagi dirumah ini. Karena dirumah ini ada kenangan pahit yang tidak bisa aku lupakan, kenangan yang selalu aku lihat berulang-ulang. Dimana aku mati dengan cara menggenaskan, diperkosa lalu kemudian dibunuh oleh perampok-perampok itu.

               -------------------------------******************---------------------------------




Senin, 10 Juli 2017

2 minggu yang lalu kita masih berjalan menyusuri indah nya kota ini kita bercanda dan saling manyatakan bahwa kita saling menyayangi 1 sama lain, waktu itu pun kamu berjanji bahwa kamu tidak akan pernah meninggalkan ku. Kamu tahu saat itu aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa dan semenjak hari itu aku selalu memimpikan kita duduk di pelaminan dan kita benar-benar menikmati kebahagiaan kita, ohh indahnya saat itu. Setelah pertemuan itu kamu tidak pernah memberiku kabar lagi seolah-olah kamu hilang ditelan bumi. Minggu lalu tiba-tiba datang chat darimu yang bilang bahwa kamu ingin bertemu denganku, perasaan bahagia bercampur marah yang aku rasakan saat itu, bahagia karena kamu masih mengingatku dan marah karena selama 1 minggu kamu menghilang seakan tidak peduli dengan keadaanku Walaupun begitu aku tetap bersemangat untuk menemuimu hari itu banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu termasuk aku ingin mengatakan bahwa aku sangat merindukanmu.

Sore itu aku memakai pakaian terbaikku, juga penampilan terbaikku. Aku datang lebih awal ke cafe tempat biasa kita bertemu perasaan yang luar biasa saat menunggumu, apakah aku akan langsung memelukmu dan bilang "aku kangen kamu" atau aku akan langsung menanyakan "selama ini kamu kemana saja, kenapa tidak ada kabar?" akh menyiapkan 2 pertanyaan itu saja sudah membuat hatiku berdebar-debar. sudah 1 jam aku menunggumu tapi kamu tidak datang juga, aku mulai bertanya-tanya "kenapa?" karena biasanya kamu tepat waktu malah kamu benci orang yang tidak bisa tepat waktu. Aku mulai gelisah, aku khawatir terjadi apa-apa denganmu tiba-tiba ada seorang laki-laki mendekatiku. Laki-laki itu mengaku sebagai temanmu. Sebenarnya aku tidak percaya kalau dia temanmu karena selama kita pacaran kamu selalu mengenalkanku pada teman-temanmu tidak pernah ada yang kamu rahasiakan padaku. Tanpa banyak bicara laki-laki itu langsung memberiku sebuah amplop dan pergi begitu saja. Namun setelah aku membuka amplop itu dan setelah aku tahu apa isi dari amplop itu duniaku runtuh seketika, kebahagiaan kita yang aku impikan selama ini hilang semua. Ini adalah undangan pernikahanmu dengan seorang wanita yang aku sangat kenal, ya Ghina, "Ghina Putri Rosfiana" nama mempelai wanita yang tercetak dalam surat undangan itu. Ghina yang selama ini kamu kenalkan padaku sebagai sahabatmu dari kecil dan bukan hanya kamu kenalkan tetapi kita sering pergi bersama. Aku tidak mengerti kenapa kamu lakukan ini kepadaku, apakah kebersamaan kita 2 tahun ini tidak berarti untukmu.

             ----------------*******----------------

1 tahun setelah kejadian itu, aku belum bisa melupakan Kevin semua kesakitan yang dia berikan dan kebahagiaan  yang selama itu aku rasakan dengannya. Aku mulai menutup diri, aku tidak mau lagi mengenal rasa cinta dan kasih sayang lagi lalu kuputuskan untuk bekerja diluar kota agar aku bisa melupakan Kevin dan melupakan kenangan kita. Tapi keputusanku untuk bekerja diluar kota tidak mengubah apapun, walaupun aku tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang tapi kenangan-kenangan yang dia berikan membuatku semakin terikat dengannya. Saat ini aku bekerja di tempat yang menyenangkan, teman-temanku disini sangat baik tapi disaat-saat tertentu aku merasakan kesepian apalagi saat tiba-tiba kenanganku dengannya datang, sakit rasanya. Teman-temanku tidak mungkin menemaniku setiap waktu, mereka pun punya kehidupan nya sendiri. Rasa kesepian yang aku rasakan membuatku semakin rapuh, setiap malam aku hanya bisa menangis karena saat Kevin masih denganku duniaku sangat hangat sekarang duniaku benar-benar gelap gulita tanpa Kevin. Namun semua berubah hari itu tiba-tiba ada chat yang masuk ke akunku yang aku tidak tahu siapa dia. Setelah aku tanya hanya salah chat, namun sejak hari itu aku manjadi dekat dengannya entah mungkin karena aku kesepian atau karena memang dia seorang laki-laki baik yang membuatku menjadi nyaman untuk selalu membalas chatnya atau hanya sekedar menyapanya. laki-laki itu mengaku  bernama Raka, laki-laki yang selalu membuatku tertawa walaupun hanya sekedar dalam tulisan, aku berpikir kalau aku bertemu langsung dengan Raka mungkin aku tidak akan berhenti tertawa. Sejak ada Raka kenanganku bersama Kevin sedikit demi sedikit memudar tanpa aku sadari keputusanku untuk menutup diri hilang. Aku mulai membuka diri lagi terutama untuk Raka, aku tidak pernah segan untuk berbicara apapun dengannya termasuk menceritakan kenangan-kenangan dengan Kevin juga sakit hati yang Kevin berikan padaku. Kata-katanya selalu membuatku sejuk sampai terlintas dipikiranku untuk mengajaknya bertemu aku penasaran seperti apa Raka, wajahnya, postur tubuhnya akh pokoknya semuanya. Karena photo profil di akunnya selalu gambar animasi tidak pernah photo Raka. Karena sering pasang gambar animasi aku berpikir dia pasti lucu orangnya. Karena aku pun tidak berani meminta secara langsung photo dia. Walaupun sudah 6 bulan kita sering balas chat tapi tetap aku tidak berani meminta.

Saat itu hari sabtu, weekend seperti ini aku selalu merasa kesepian karena teman-temanku pun menikmati weekendnya, kalau sudah weekend aku merasa hari begitu panjang. Namun sore itu tiba-tiba Raka mengirimkan chat, chat yang membuatku benar-benar terkejut sekaligus senang. Raka mengatakan ingin bertemu denganku besok.
" Vi, maaf ganggu weekend nya, begini vi kalau besok kamu ga sibuk dan ada waktu aku pengen ngajak kamu ke cafe favoritku, itu juga kalau kamu ga keberatan." Tanyanya
" Ooo ga ko ka, aku lagi nyante...besok? boleh jam berapa? ketemu di cafe apa?" Jawabku dengan cepat
"Iya besok, jam 5 sore di Cafe Internal kamu tau Cafe Internal kan? tapi itu juga kalau kamu ga sibuk vi, aku ga mau ganggu kalau kamu lagi sibuk." Jawabnya
"Ga kok ka, aku malah pengen jalan-jalan weekend ini habis BT ga ngapa-ngapain dikost an...Cafe Internal itu yg deket kantor PEMDA kan?" Jawabku
"Iya, disitu memang ada Cafe Internal tapi bukan Cafe itu yang aku maksud, Cafe Internal yang satunya lagi yang di deket bukit." Jawabnya
"Oo ada ya yang deket bukit, aku ga tau." Balasku
"Gimana kalau besok kamu aku jemput aja vi, kamu juga ga tau kan tempatnya,,kalau pergi sendiri ntar malah nyasar lagi ke Pekanbaru."Jawabnya sambil bercanda
"Ikh, apa sih Raka...nyasar juga ga akan sejauh itu masa nyasar ampe nyebrang pulau."Jawabku
"Hahahahaha,,ya namanya juga orang nyasar mau ampe ke luar negeri juga sah-sah aja kan, ga ada yang protes."Balasnya lagi
"Ikh...ga gitu juga kali ka."
"Iya deh tuan ratu, besok aku jemput ya jam 5 dikost an kamu besok sebelum berangkat aku kabarin kamu sekalian minta alamat kostan nya." Balasnya
"Ok."Jawabku
Setelah itu chating an kami terus berlanjut sampai malam walaupun isi chat nya hanya membahas hal-hal yang tidak penting.

Hari minggu akhirnya tiba, dari pagi aku sudah menyiapkan pakaian dan penampilan terbaik ku untuk bertemu Raka. Aku sendiri heran kok bisa-bisanya aku seperti ini, apa aku sedang jatuh cinta ya, sama Raka rasanya tidak mungkin wajahnya pun aku tidak tahu bagaimana bisa jatuh cinta? Apa karena chating selama ini yang membuatku jatuh cinta sama Raka? akh entahlah yang pasti hari ini aku sangat senang sekali. Mulai dari jam 12 siang tadi aku menunggu-nunggu kok waktu rasanya lama sekali ya samapai ke jam 5 sore. Jam 4 Raka mengirimkan chat dia memberi kabar kalau sebentar lagi dia akan berangkat dan meminta alamat kostan ku, aku pun langsung membalas chatnya dan memberikan alamat kostan ku pada Raka. Jam 16.45 Raka mengirimkan lagi chat kalau dia sudah didepan kostan ku, entah kenapa jantung ini berdebar-debar seperti akan kencan pertama padahal aku dan Raka kan tidak ada hubungan apa-apa. Aku berusaha tenang dan mengendalikan diri, didepan pintu gerbang aku melihat motor sporty yang sedang parkir dan seorang laki-laki sedang berdiri disebelah motor itu, "apakah itu Raka?" pikirku. Akupun mendekati laki-laki itu, badannya tinggi walaupun ditutupi jacket tapi aku bisa tahu tubuhnya sangat atletis mungkin itu Raka karena dia pernah bilang padaku kalau dia selalu rutin berolahraga. Akupun mencoba untuk memanggilnya.
"Maaf, Raka?" Tanyaku
Laki-laki itu menoleh, ya Tuhan saat aku lihat wajahnya, wajahnya sangat tampan seperti model wajah dalam anime. Aku kira wajah-wajah tampan anime hanya ada di kartun saja ternyata didunia nyatapun ada. Wajahnya bukan hasil operasi plastik karena tulang-tulang wajahnya terlihat jelas sudah bentukan asli dari Tuhan. Saat melihatnya rasanya aku mau pingsan.
"Iya, Viona kan?" Jawabnya
"Iya." Jawabku
"Heh, ngapain bengong ayo kita berangkat ini helmnya." Katanya
"Eh..iya." Jawabku yang masih terpana dengan ketampanannya
Akhirnya kamipun berangkat menuju Cafe Internal, sepanjang jalan kami hanya terdiam tidak bicara sepatah katapun karena kebetulan helm yang dipakai Rakapun full face jadi percuma juga kami ngobrol tidak akan terdengar dia hanya berpesan "kalau sudah berangkat pegangan ya nanti kamu jatuh" sambil tertawa, akh dasar Raka mau di chating atau tidak memang aslinya seperti itu dan kamipun berangkat.

Pemandangan menuju Cafe Internal benar-benar indah aku baru tahu ada pemandangan seindah ini dikota ini karena selama ini aku tidak pernah jalan-jalan kemana-kemana takut dikota orang apalagi disini aku tidak punya sanak saudara. Setelah menempuh setengah jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di Cafe, suasana Cafe ini memang benar-benar enak dan nyaman pantas Raka selalu kesini dan sepertinya disini juga banyak teman-temannya Raka, dari mulai turun dari motor sampai duduk di di cafe banyak sekali yang menyapanya. Raka orang terkenal juga ya. 
"Mau minum apa Vi?" Tanyanya
"Apa aja dech, aku ikut kamu aja." Jawabku
"Eits,,jangan ikut aku donk nanti kalau aku mati kamu ikut mati juga." Jawabnya sambil tertawa
"Apa sih ka, kamu suka ga jelas," Kataku
"Ya udah, aku rekomendasiiin minuman yang enak ya." Katanya lagi
"Ok." Jawabku
Setelah 15 menit menunggu akhirnya minuman yang kami pesan datang, seperti Mojito tapi bukan Mojito karena waktu Raka manyuruhku mencicipinya rasanya enak sekali dan segar.
"Pesen makan sekalian ya Vi, soalnya aku belum makan hehehe...kamu mau pesen makan juga?" Tanyanya
"Boleh aku ikut kamu aja deh, soalnya aku ga tau yg enak disini apa" Jawabku 
"Siap." Jawab Raka
Tidak terasa waktu sudah larut malam kami benar-benar menikmati pertemuan awal kami. Akhirnya kami pun pulang.
"Ka, ini cafenya 24 jam ya?" Tanyaku
Karena waktu kami mau pulang cafe itu masih rame tidak terlihat tanda-tanda mau tutup.
"Iya cafe ini 24 jam bukanya, makanya ini jadi cafe favoritku, karena bisa kapan aja aku kesini." Jawab Raka
Jam 1 malam aku baru sampai kostan ku, untungnya kostan ku tidak berlaku jam malam jadi mau pulang jam berapa saja tidak ada larangan. Sebelum masuk gerbang kostan tiba-tiba Raka menarik tanganku.
"Vi, maaf kalau aku lancang tapi aku ingin kamu jadi pacarku." Tiba-tiba Raka menyatakan cintanya padaku.
Malam itu aku seperti mendapatkan kebahagian ku yang telah hilang dulu, tanpa pikir panjang akupun bilang iya karena akupun sudah menyukainya dari lama. Lalu Raka mengecup keningku dan bilang selamat tidur dan mimpi indah. Perlakuan ini pernah aku rasakan saat masih bersama Kevin tapi sekarang rasanya lebih hangat. Akupun masuk kedalam setelah itu dan bersiap untuk mimpi indah.

Setelah pertemuan pertama kami, aku dan Raka lebih sering menghabiskan waktu bersama kalaupun tidak pergi keluar kami menhabiskan waktu seharian hanya berdiam diri di kostan, ternyata Raka sama sepertiku suka sekali menonton film jadi kalau Raka datang ke kostanku kami menghabiskan waktu dengan menonton film. Ternyata Raka bekerja di apotek sebagai karyawan, dia pun mengenalkanku kepada teman-temannya. 

6 bulan sudah aku berpacaran dengan Raka dan selama itu juga Raka tidak pernah memberitahukan dimana rumahnya. Baru aku tahu bahwa dibalik sikap humorisnya ternyata Raka juga posesif dia mulai sering melarangku bertemu dengan teman-teman laki-lakiku, Hp ku pun sering dia cek kalau ada chat dari lelaki walaupun dia tahu itu temanku dia langsung marah. Aku mulai tidak bisa pergi dengan leluasa kalau aku ingin pergi harus dengannya dan tidak ada alasan apapun kehangatan yang aku rasakan selama ini mulai memudar dengan semakin terlihatnya sikap Raka. Seperti minggu lalu aku ditugaskan oleh kantor untuk dinas keluar kota selama 1 minggu dikantorku yang ditugaskan keluar kota ada 6 orang, 3 laki-laki dan 3 wanita termasuk aku. Raka tidak setuju aku pergi keluar kota dia bilang tidak ada gunanya aku pergi keluar kota tugasku kan bisa digantikan oleh orang lain. Aku tidak mendengarkan apa kata Raka akhirnya aku berangkat keluar kota. Selama aku diluar kota Raka tidak pernah melepaskan ku entah itu chat terus-terusan atau hanya miscall. Itu benar-benar sangat menggangguku dan tugas dinas ku selama 1 minggu sudah selesai yang aku pikirkan selama perjalanan pulang adalah istirahat dengan nyaman dikostan. Tapi saat aku sampai ke kostan aku lihat kamarku berantakan "apa ini?ini pasti ulahnya Raka" pikirku karena hanya dia yang punya kunci cadangan kamar kost ku. Aku langsung menelepon Raka.
"Halo ka, kamu ngapain dikamar kost ku? kenapa semua berantakan?" Tanyaku 
"Oo kamu sudah pulang Vi, ga apa-apa cuma sedikit bersenang-senang..kayak kamu yang bersenang-senang diluar kota sama pria-pria brengsek." Jawabnya
"Maksud kamu apa sih ka? aku kan keluar kota kerja." Jawabku lagi
Rakapun langsung menutup teleponnya. Akupun langsung membereskan kamarku sambil menangis, kenapa sekarang aku harus merasakan hal seperti ini.

Jam 2 malam aku dikagetkan, tiba-tiba seseorang menarik tanganku dengan kasar. Aku terbangun dan kulihat Raka disana sedang berdiri dengan wajah marahnya.
"Enak ya kamu sudah 1 minggu senang-senang dengan orang-orang brengsek itu sekarang kamu bisa tidur nyenyak, dimana otak kamu Viona kamu ga pernah memikirkan aku?!" Teriak Raka
"Maksud kamu apa Raka? pergi kamu dari sini!" Teriak ku juga
"Ooo jadi begini setelah pulang dari luar kota?!"Teriaknya lagi sambil menampar pipiku
"Raka sudah cukup! selama ini aku merasa bahagia denganmu kenapa kamu sekarang begini?!" Kataku sambil menangis dan menahan sakit dipipiku karena tamparan Raka
Entah karena melihat aku menangis atau karena Raka merasa bersalah sudah menamparku atau memang Raka sedang bersandiwara, tiba-tiba dia memeluk ku dan berkata. "Maaf Viona,,maaf aku tidak bermaksud membuatmu seperti ini, aku hanya takut kehilangan kamu."
Aku tidak bisa berkata apa-apa aku hanya menangis dan menangis karena hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang.
"Maaf Viona, sudah kamu jangan menangis lagi aku benar-benar minta maaf." Ujar Raka
Akhirnya aku merasa tenang sedikit, aku memberanikan diri untuk bertanya pada Raka apa yang sebenarnya terjadi.
"Ada apa ini Raka? kenapa kamu berubah?" Tanyaku
Raka hanya bisa diam tidak bisa menjelaskan apapun, aku melihat dia menangis. 
"Raka selama ini aku bahagia denganmu, tapi sikapmu selama ini membuatku sedih jelaskan padaku apa yang terjadi?" Tanyaku lagi
"Aku tidak tahu Vi, sulit aku menjelaskannya." Jawab Raka
"Jelaskan padaku ka." Tanyaku lagi dengan sedikit berteriak
"Maaf Viona, aku yang salah..beberapa bulan terakhir aku mendengar dari temanku kalau kamu sering pergi ke Cafe Internal bersama laki-laki dan laki-laki yang bersamamu ke cafe selalu berbeda-beda dan dia menyuruhku meninggalkanmu!." Jelasnya
Aku tidak percaya dengan penjelasan dari Raka, selama ini aku menghabiskan waktuku dengannya ditambah lagi aku dilarang untuk pergi keluar kalau tidak bersama Raka mana mungkin aku bisa pergi ke cafe itu bersama-sama laki-laki lain?
"Raka kamu lebih percaya pada temanmu dibandingkan aku? apa waktu ku yang selalu aku berikan untukmu ga cukup ngebuat kamu percaya sama aku?" Tanyaku sambil menangis
"Dan sekarang lihat akibatnya Raka? satu tamparan sudah kamu hadiahkan buatku gara-gara ucapan temanmu itu?" Tanyaku lagi
Aku tidak berhenti menangis, aku benar-benar kecewa selama ini aku hanya pergi dengan Raka ke cafe itu.
"Maafkan aku Viona maafkan aku." Raka pun ikut menangis
"Jadi katakan padaku sekarang apa kamu lebih percaya temanmu atau aku? kalau kamu lebih percaya temanmu tinggalkan aku sekarang aku tidak mau mendapatkan tamparan untuk kedua kalinya karena kamu lebih percaya temanmu." Tanyaku lagi
"Tidak Viona tolong jangan tinggalkan aku." Tangis Raka semakin deras
Dia memeluk ku dengan erat dan malam itu entah bagaimana caranya aku bisa tenang dan tidur dipelukan Raka.

Setelah kejadian itu Raka semakin pendiam entah karena merasa bersalah atau dia tidak mau menujukan emosinya didepanku lagi karena takut kehilanganku. Tapi dia terlalu pendiam dibanding biasanya walupun jiwa humorisnya masih ada tapi tidak seperti dulu. Malam itu aku mengajak Raka untuk pergi ke Cafe Internal, cafe dimana pertama kali kami bertemu mungkin dengan ke cafe itu hubungan kami tidak akan sedingin ini karena kondisinya sekarang sangat tidak nyaman. Sabtu sore Raka menjemputku, setelah sampai cafe akupun langsung memesan makanan dan minuman yang kami pesan saat pertama bertemu, aku harap dengan itu semua situasi kami yang saat ini canggung bisa lebih baik. Selama 3 jam kami hanya diam tidak ada percakapan yang menyenangkan seperti waktu itu, apakah hubungan kami akan terus seperti ini?
Saat aku ingin memulai obrolan tiba-tiba datang 2 orang laki-laki menghampiri kami, tidak ada kata-kata yang diucapkan oleh 2 orang laki-laki tersebut tiba-tiba mereka memukul Raka sampai pingsan. Aku menjerit dan memanggil nama Raka "ada apa ini?" pikirku

"Raka..Raka..bangun." Ucapku mencoba membangunkan Raka
Akhirnya Raka pun terbangun
"akh..dimana ini Viona..Viona..kamu dimana? kenapa tangan dan kakiku diikat? Tanya Raka sambil berteriak memanggil namaku
"Kamu tidak apa-apa Raka?" Tanyaku
"Kamu dimana Viona? disini gelap sekali?" Jawabnya
Tiba-tiba lampu menyala, ruangan itu cukup besar tapi hawanya sangat pengap. di dinding ruangan banyak sekali hiasan-hiasan yang aneh. Lalu dipojok kiri ada satu buah lemari yang sangat besar entah apa isinya.
"Viona kamu dimana? kamu baik-baik saja?" Tanya Raka lagi
"Aku disini Raka, kamu baik-baik saja kan?" Jawabku
"Kamu sedang apa disitu Viona? kenapa kaki dan tanganku diikat? Tanya Raka lagi
"Kamu akan baik-baik saja Raka, aku akan membebaskanmu asal kamu jangan berisik." Jawabku
Tiba-tiba datang 2 orang laki-laki yang tadi memukul Raka.
"Raka sayang, kamu jangan berisik ya ini ga sakit kok cuma seperti digigit semut." Ujarku
"Maksudnya apa Viona?" Jawab Raka
Sebelum Raka berbicara panjang lebar jarum suntik itu sudah menembus kulitnya dan membuatnya pingsan.
"Raka sayang, seharusnya kamu tidak perlu mendengarkan ucapan temanmu tentang aku, aku jadi tidak leluasa untuk datang ke cafe ini dan bersenang-senang aku lebih tahu tentang cafe ini dibandingkan kamu. Sayang sekarang kamu jadi boneka ku ya seperti laki-laki yang lain yang menjadi boneka kami, kamu tidak akan bisa pergi kemana-mana dan hanya untuk ku, aku jadi tidak kesepian lagi karena aku punya boneka, benar kan Rey?"
"Benar sayang, kamu tidak akan merasakan kesepian lagi sekarang kamu punya boneka yang bisa kamu mainkan setiap hari. Maya, Kay bawa boneka Viona untuk dicuci otaknya dan segera siapkan boneka itu untuk Viona setelah dicuci otaknya."
"Terimakasih Rey, aku jadi tidak merasa kesepian lagi..seharusnya dari dulu aku ikut perkumpulan ini saat aku masih dengan Kevin sehingga aku tidak akan kehilangan Kevin, tapi tidak apa-apa sekarang aku punya pengganti Kevin, boneka kesayanganku Raka."
"Sama-sama sayang bersenang-senanglah dengan boneka Raka mu."  

        --------------------*********-------------------